06/12/2024
htrht6

Malam hiburan rakyat memperingati Hari Jadi ke-23 Kota Otonom Tanjungpinang akan digelar di Lapangan Pamedan Ahmad Yani, Minggu (20/10/2024)) (Foto: rah)

TANJUNGPINANG – Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang mengajak masyarakat untuk menghadiri malam hiburan rakyat memperingati Hari Jadi ke-23 Kota Otonom Tanjungpinang, yang akan digelar di Lapangan Pamedan Ahmad Yani, Minggu (20/10/2024)) mulai pukul 14.00 hingga 22.00 WIB.

Berbagai hiburan menarik akan disajikan, mulai dari penampilan Toples Band hingga pertunjukan seni dari Sanggar Bintan Telani, Malay Nusantara, Staman Ma Akustik, dan Kuda Kepang Budoyo Kreasi Tirto Mulyo.

Selain itu, fashion show akan menampilkan busana tradisional khas Tanjungpinang seperti Baju Kebaya Labuh, Baju Belah Bentan, dan Baju Pesak Enam, yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Dirjen Kebudayaan.

Busana adat lainnya, seperti Cekak Musang, Teluk Belanga, dan Potong Cina, juga akan diperkenalkan dalam peragaan tersebut.

“Kami mengajak masyarakat untuk meramaikan acara ini. Selain hiburan, ini juga menjadi ajang pelestarian dan apresiasi terhadap busana tradisional, terutama Baju Belah Bentan dan Pesak Enam yang telah ditetapkan sebagai WBTb,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Muhammad Nazri, Jumat (18/10/2024).

Setelah ditetapkan sebagai WBTb, pihaknya berencana untuk lebih menggalakkan penggunaan Baju Belah Bentan dan Pesak Enam sebagai busana adat masyarakat Tanjungpinang, termasuk Baju Kebaya Labuh.

Langkah ini akan dimulai di lingkungan pemerintah, instansi swasta, dan BUMN agar pakaian tersebut dapat menjadi busana khas kota Tanjungpinang

“Melalui fashion show ini, kami ingin memperkenalkan lebih luas busana-busana tradisional tersebut sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu kita lestarikan dan banggakan, sehingga menjadi ciri khas yang melekat pada identitas Tanjungpinang,” tambah Nazri.

Nazri berharap, rangkaian acara ini dapat mempererat rasa kebersamaan sekaligus meningkatkan kecintaan terhadap budaya lokal.

“Acara ini menjadi momentum penting untuk merenungkan perjalanan kota otonom yang kaya akan nilai sejarah dan tradisi,” tutupnya. FK-rah

Redaktur: Munawir Sani