January 18, 2025
44

Kantor Google di Amerika Serikat. (F: google)

JAKARTA (FK) – Karyawan Google mulai bersuara terkait kasus antimonopoli yang tengah menjerat perusahaan mereka. Mereka mengungkapkan kekhawatiran akan kehilangan pekerjaan jika perusahaan dipaksa melakukan restrukturisasi besar-besaran.

Google saat ini menghadapi tuntutan hukum di Amerika Serikat (AS) terkait dugaan monopoli dalam pasar pencarian online. Salah satu tuntutan dalam dokumen penyelesaian adalah pemisahan antara browser Chrome dan sistem operasi Android.

Pada 23 Oktober 2024, tiga anggota serikat Alphabet Workers Union-CWA (AWU-CWA) melakukan pertemuan virtual dengan staf dari divisi Antimonopoli Departemen Kehakiman (DoJ). Mereka meminta pemerintah mempertimbangkan dampak keputusan hukum terhadap para pekerja dan memastikan adanya perlindungan hak karyawan.

Menurut serikat pekerja, pemisahan bisnis Google dapat mengubah atau bahkan menghilangkan sejumlah posisi pekerjaan. “Kami ingin memastikan suara pekerja didengar dalam diskusi ini,” kata Parul Koul, Presiden AWU-CWA, yang juga insinyur software di Google. Ia menambahkan bahwa serikat tidak memihak pada solusi tertentu, tetapi ingin menghindari dampak negatif terhadap pekerja.

Kebijakan Internal Google

Google dilaporkan meminta karyawannya untuk tidak membicarakan kasus ini, baik secara internal maupun eksternal. Peter Schottenfels, juru bicara Google, menjelaskan bahwa kebijakan tersebut bertujuan mencegah pernyataan publik terkait litigasi tanpa persetujuan perusahaan.

Namun, Koul mengkritik pendekatan ini. “Alih-alih melibatkan kami dalam percakapan, mereka justru melarang kami membicarakannya. Itu masalah utama kami,” ujarnya.

Kekhawatiran Karyawan

Karyawan Google merasa belum ada kejelasan tentang nasib mereka jika perusahaan terpaksa dipecah. Mereka berharap pemerintah dan perusahaan mempertimbangkan dampak sosial dari kebijakan ini dan melibatkan pekerja dalam proses pengambilan keputusan. FK-cnbc

Redaktur: Munawir Sani

 

Leave a Reply