Menurut Wahyu, kehadiran JS-SEZ akan meningkatkan persaingan ekonomi di kawasan, mengingat Batam memiliki banyak industri yang terkait dengan perusahaan berbasis di Singapura.
“Zona Ekonomi Khusus Johor-Singapura dapat menjadi tantangan serius bagi perekonomian Kepri. Industri di Batam, yang sebagian besar terhubung dengan perusahaan dari Eropa atau Asia berbasis di Singapura, berpotensi terdampak langsung,” jelasnya, Sabtu (11/1/2025).
Wahyu menyarankan beberapa langkah strategis untuk meminimalkan dampak negatif JS-SEZ seperti penguatan sektor industri manufaktur dan pariwisata dan insentif dan relaksasi bagi investor.
“Kita harus meningkatkan daya tarik investasi Batam dengan memberikan insentif dan relaksasi kebijakan bagi investor asing,” ujarnya.
Wahyu berharap kebijakan investasi yang dibuat tidak hanya meningkatkan penerimaan pajak tetapi juga menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
“Tenaga kerja lokal harus menjadi prioritas utama dalam kebijakan investasi yang kita jalankan,” tegasnya.
Pembentukan JS-SEZ diumumkan dalam pertemuan Leaders’ Retreat ke-11 antara Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, dan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, pada 7 Januari 2025. Proyek ini bertujuan menarik investasi global melalui kolaborasi ekonomi kedua negara.
Lawrence Wong menyebut JS-SEZ akan meningkatkan daya saing kawasan dan memperluas peluang ekonomi. Ia menegaskan zona tersebut bukan sekadar relokasi bisnis, melainkan kolaborasi strategis untuk menciptakan peluang baru.
Sementara itu, Anwar Ibrahim menekankan stabilitas politik dan kebijakan ekonomi yang jelas di Johor dan Singapura sebagai faktor utama daya tarik JS-SEZ bagi investor.
Sebagai respon, Wahyu mendesak pemerintah pusat untuk memberikan perhatian lebih pada Kepulauan Riau dalam menghadapi tantangan JS-SEZ.
“Kolaborasi pemerintah pusat dan daerah sangat penting untuk mempertahankan daya saing ekonomi kita,” pungkasnya.
Dengan langkah-langkah strategis yang tepat, Batam dan Kepulauan Riau diharapkan dapat terus menjadi kawasan investasi unggulan meski di tengah persaingan regional yang semakin ketat. FK-mun
Redaktur: Munawir Sani