March 23, 2025
1bedce1c-794e-4d6f-9b5a-eaa520658b3e

Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti penyebab Demam Berdarah. (Foto: meta)

JAKARTA – Demam Berdarah Dengue (DBD) terus menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, terutama saat musim hujan.

Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Ina Agustina Isturini, MKM, melaporkan bahwa pada tahun 2024, kasus DBD hampir mencapai 250 ribu kasus, dengan angka kematian mencapai 11 ribu kasus.

“Kasus ini dilaporkan dari 488 kabupaten/kota di 36 provinsi. Bahkan, sekitar 93 persen kabupaten/kota di Indonesia memiliki tingkat insiden yang tinggi,” ujar dr. Ina dalam konferensi pers, Kamis (20/2/2025).

Sementara di tahun 2025 ini, tercatat sudah ada 10.752 kasus, dengan 48 kematian hingga 16 Februari 2025.

Menurut dr. Ina, puncak kasus DBD biasanya terjadi pada awal tahun, yakni Januari, Februari, atau Maret. Tren ini disebabkan oleh meningkatnya populasi nyamuk Aedes Aegypti, yang berkembang biak lebih cepat akibat curah hujan tinggi.

Dr. Ina menyoroti bahwa banyak pasien mengalami kondisi fatal karena terlambat mendapatkan penanganan medis. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti menganggap demam biasa dan tidak segera memeriksakan diri, kurangnya kewaspadaan tenaga medis dalam mendeteksi DBD serta kurangnya pemantauan terhadap pasien yang tampak sehat namun sebenarnya dalam kondisi kritis

“Pasien seringkali telat dibawa ke fasilitas kesehatan karena mengira hanya demam biasa. Bahkan, ada kasus di mana pasien dipulangkan karena terlihat sehat, tetapi sebenarnya tidak dipantau dengan baik,” jelasnya.

Untuk mencegah penyebaran DBD, masyarakat diimbau untuk melakukan langkah-langkah pencegahan seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus yakni menguras tempat penampungan air, mmenutup wadah air dengan rapat, mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air dan menggunakan kelambu, fogging, dan menanam tanaman pengusir nyamuk.

Segera periksa ke dokter jika mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi, muncul bintik merah pada kulit, mual dan muntah, serta kelelahan dan pendarahan ringan.

Dengan kesadaran dini dan upaya pencegahan yang maksimal, diharapkan angka kasus dan kematian akibat DBD dapat ditekan. FK-mun/dtk

Redaktur: Munawir Sani