May 20, 2025
441e9e0b-133c-412f-b1f1-a3d9c1cba67e

Tata, seorang pedagang ayam potong di pasar Ranai, mengeluhkan penjualan yang menurun sejak awal Januari 2025 ketika ditemui Senin (3/3/2025). (Foto: nang)

NATUNA – Tunjangan Penghasil Pegawai (TPP) masih menjadi salah satu faktor penting penggerak roda perekonomian di kabupaten Natuna.

Hal ini terbukti dengan lemahnya daya beli masyarakat karena pembayaran TPP tersendat sejak beberapa bulan terakhir.

Tata, seorang pedagang ayam potong di pasar Ranai, mengeluhkan kondisi ini akibat penjualan yang menurun sejak awal Januari 2025.

Menurutnya, persentase penjualan menurun drastis. Ayam potong yang biasanya laku 60 ekor setiap hari, namun sekarang hanya terjual sekitar 25-30 ekor.

“Parah bang, penurunannya jauh sekali. Beginilah kalau TPP belum cair, imbasnya terasa betul ke pedagang,” ujarnya, Senin, 3 Maret 2025.

Para pedagang nasi pelanggannya biasanya belanja 10 ekor ayam, namun kini paling banyak beli 5 ekor. Hal ini terjadi karena warung makan mereka juga terkena dampaknya.

“Tapi kami bersyukur juga karena kemarin di awal bulan puasa penjualan naik sedikit dari yang biasanya,” kata dia.

Hal senada juga disampaikan oleh Mujiono salah seorang pedagang sayur. Penjualan mulai merosot tajam sejak Desember 2024.

Meskipun setiap hari tetap ada penjualan, namun menurun drastis hingga 50 persen. Sementara itu, panen hasil pertanian dari masyarakat melimpah.

“Dagangan banyak, tapi penjualan sepi. Beginilah kondisinya sekarang ini pak,” katanya kepada Wakil Bupati Natuna.

Ia berharap, pemerintah kabupaten Natuna dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dialami pedagang saat ini.

Sementara itu, Wakil Bupati Natuna Jarmin Sidik, didampingi Ketua DPRD Natuna Rusdi, mengatakan akan menyampaikan apa yang menjadi temuannya kepada Bupati Natuna.

“Kalau masalahnya karena TPP tak cair ekonomi melorot, ini akan kita sampaikan kepada Bupati agar segera diselesaikan pembayaran TPP itu,” katanya. FK-nang

Redaktur: Munawir Sani