April 18, 2025
juk

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. (Foto: AJJN)

BATAM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi di wilayah Kepulauan Riau (Kepri). Peringatan ini berlaku untuk periode 18 hingga 21 Maret 2025.

Ketua Tim Analisis dan Prakiraan BMKG Hang Nadim Batam, Nizam Mawardi, menyatakan bahwa perkembangan kondisi atmosfer di Kepri menunjukkan indikasi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang berpotensi disertai petir dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan.

“Potensi hujan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) serta adanya bibit siklon tropis 91S di wilayah selatan Sumatera. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya pola belokan angin (shearline) di wilayah Kepri,” ujar Nizam, Rabu (19/3/2025).

Akibatnya, terjadi perlambatan massa udara (konvergensi) yang meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Kepri dan sekitarnya.

BMKG memperkirakan cuaca ekstrem ini akan melanda seluruh wilayah di Kepri.

BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hujan lebat, banjir, angin kencang, dan tanah longsor selama periode ini.

Selain cuaca ekstrem, BMKG juga mengingatkan tentang potensi gelombang tinggi di beberapa perairan Kepri yakni tinggi gelombang 1,25 – 2,5 meter di perairan Batam, Bintan, Lingga dan Karimun

Lalu tinggi gelombang 2,5 – 4,0 meter di perairan Anambas dan Natuna, Selat Berhala, Kepulauan Tambelan, serta wilayah Subi-Serasan

BMKG meminta nelayan dan operator transportasi laut untuk memantau informasi cuaca secara berkala melalui aplikasi InfoBMKG atau menghubungi layanan 0813-1470-7352.

Sebelumnya, pada Senin (17/3/2025), wilayah Kota Batam dilanda angin puting beliung di kawasan Tiban, Sekupang. Sebanyak 5 rumah rusak, sebuah baliho roboh dan sejumlah pohon tumbang. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama bagi yang tinggal di daerah rawan bencana. FK-mun

Redaktur: Munawir Sani