
Landmark "Welcome to Batam" di kawasan Batam Centre. (Foto: shutterstock)
BATAM — Pemerintah Kota Batam berencana memindahkan landmark “Welcome to Batam” ke lokasi yang lebih strategis menyusul tertutupnya ikon kota tersebut oleh pembangunan gedung bertingkat di sekitarnya.
Rencana ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, Kamis (17/4/2025).
“Kalau dilihat sekarang sudah separuh tertutup, ada ketinggian gedung yang menutup,” ujar Amsakar.
Pemkot Batam merencanakan lokasi baru landmark tersebut di sepanjang Simpang Bandara hingga Bundaran Telaga Punggur. Lokasi ini dinilai lebih strategis karena tulisan landmark dapat terlihat dari udara saat pesawat akan mendarat di Bandara Hang Nadim.
“Wilayah seputaran simpang bandara sampai ke Bundaran Telaga Punggur dapat kita gunakan. Dari pesawat nanti sudah terbaca ‘Welcome to Batam’,” jelas Amsakar.
Selain pemindahan lokasi, landmark “Welcome to Batam” juga akan mengalami perubahan desain. Pemkot berencana merancang ulang huruf-huruf landmark dengan konsep 4 dimensi atau 5 dimensi, yang akan menjadikannya lebih menarik dan modern sebagai ikon kota.
“Nanti dalam akan dibuat, saya lupa lima atau empat dimensi akan kita buat,” tambahnya.
Meski rencana sudah disiapkan, pemindahan belum akan direalisasikan dalam waktu dekat. Hal ini karena proyek tersebut belum masuk dalam pos anggaran Pemko Batam tahun 2025.
Pemko masih melakukan pengecekan terhadap ketersediaan dana, terutama karena masih ada 7 pos anggaran yang dibintangkan atau dibekukan.
“Sebenarnya, realisasi belum masuk dalam penganggaran kami saat ini. Sebelum ada urgensi dari tingkat yang lebih tinggi, anggaran tersebut belum dapat digunakan,” terang Amsakar.
Landmark “Welcome to Batam” selama ini menjadi daya tarik wisatawan dan simbol penyambutan khas kota Batam. Banyak wisatawan menjadikan ikon tersebut sebagai latar untuk berfoto dan menandai kedatangan mereka di pulau yang dikenal sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia dari Singapura dan Malaysia.
Namun kini, sebagian besar tulisan landmark tersebut terhalang oleh pembangunan gedung, sehingga mengurangi daya tarik dan fungsinya sebagai ikon kota. FK-mun
Redaktur: Munawir Sani